1.
Konsentrasi larutan (kemolalan dan fraksi mol)
Kemolalan atau molalitas
menyatakan mol (n) zat terlarut dalam 1 Kg pelarut
2. Pengertian
sifat koligatif larutan non-elektrolit (hukum Roulth) dan larutan elektrolit
Fraksi mol (X) menyatakan
perbandingan mol zat terlarut (nB) atau pelarut (nA)
terhadap mol larutan.
Jumlah fraksi mol pelarut dengan zat
terlarut adalah 1
3.
Tekanan uap jenuh
Sifat koligatif adalah sifat-sifat
fisis larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarut,
tetapi tidak pada jenisnya.
Larutan elektrolit mempunyai sifat
koligatif yang lebih besar daripada larutan nonelektrolit berkonsentrasi
sama karena larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel terlarut yang lebih
banyak.
Tekanan uap suatu zat adalah tekanan
yang ditimbulkan oleh uap jenuh zat itu. Semakin tinggi suhu, semakin besar
tekanan uap. Jika zat terlarut tidak menguap maka tekanan uap larutan menjadi
lebih rendah dari tekanan uap pelarutnya.
Selisih antara tekanan uap pelarut
murni (PO) dengan tekanan uap larutan (P) disebut penurunan tekanan
uap larutan (∆P): ∆P = PO – P
Menurut Roult, jika zat terlarut
tidak menguap, maka penurunan tekanan uap larutan sebanding dengan fraksi mol
terlarut, sedangkan tekanan uap larutan sebanding dengan fraksi mol pelarut
P = X pel x PO
∆P = X ter x PO
4.
Titik beku dan titik didih larutan elektrolit dan non-elektrolit
Larutan mempunyai titik didih
lebih tinggi dan titik beku lebih rendah daripada pelarutnya.
Selisih antara titik beku pelarut
dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (∆Tf).
Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikan
titik didih (∆Tb).
Kenaikan titik didih dan penurunan
titik beku sebanding dengan kemolalan larutan:
∆Tb = m x Kb
∆Tf = m x Kf
Kenaikan titik didih dan penurunan
titik beku larutan dapat dijelaskan dengan diagram fase. Diagram fase atau
diagram P –T adalah diagram yang menyatakan hubungan antara suhu dan tekanan
dengan fase zat. Diagram fase menyatakan batas-batas suhu dann tekanan dimana
suatu bentuk fase dapat stabil.
5.
Diagram fase atau diagram P-T
Diagram fase atau diagram P –T
adalah diagram yang menyatakan hubungan antara suhu dan tekanan dengan fase
zat. Diagram fase menyatakan batas-batas suhu dann tekanan dimana suatu bentuk
fase dapat stabil. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari diagram fase:
Ø Garis didih
Garis didih merupakan transisi fase
cair-gas. Setiap titik pada garis didih menyatakan suhu dan tekanan dimana air
akan mendidih. Dimana titik didih bergantung pada tekanan gas di permukaan.
Ø Garis beku
Garis beku merupakan transisi fase
cair-padat. Setiap titik pada garis beku menyatakan suhu dan tekanan dimana air
dapat membeku. Tekanan permukaan berpengaruh besar pada titik didih, tetapi
sangat kecil pengaruhnya pada titik beku.
Ø Garis sublimasi
Garis sublimasi merupakan transisi
fase padat-gas. Setiap titik pada garis sublimasi menyatakan suhu dan tekanan
dimana zat padat atau uapnya dapat menyublim.
Ø Titik tripel
Perpotongan antara garis didih
dengan garis beku dan garis sublimasi disebut titik tripel. Pada titik
tripelnya, ketiga bentuk fase yaitu padat, cair, dan gas berada dalam
kesetimbangan
6.
Pengertian osmosis
Osmosis adalah perembesan molekul
pelarut dari pelarut murni ke dalam suatu larutan, atau dari larutan yang lebih
encer ke larutan yang lebih pekat, melalui selaput semipermeabel.
7.
Tekanan osmotik larutan
Tekanan osmotik adalah besarnya
tekanan yang harus diberiikan pada permukaan suatu larutan untuk mencegah
terjadinya osmosis. Tekanan osmotik larutan sebanding dengan
kemolarannya: π = M R T
Larutan yang mempunyai tekanan
osmotik sama disebut isotonik. Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih
besar disebut hipertonik, sedangkan larutan yang tekanan osmotiknya lebih
rendah disebut hipotonik.
8.
Sifat koligatif larutan elektrolit
Larutan elektrolit mempunyai sifat
koligatif lebih besar daripada larutan nonelektrolit berkonsentrasi sama. Hal
itu terjadi karena larutan elektrolit terurai menjadi ion-ion, sehingga
menghasilkan jumlah partikel yang lebih banyak dibandingkan larutan
nonelektrolit berkonsentrasi sama.
Perbandingan antara sifat koligatif
larutan elektrolit dengan sifat koligatif larutan nonelektrolit berkonsentrasi
sama disebut factor van’t Hoff (i). semakin encer larutan, semakin besar nilai
factor van’t Hoff.
Tugas:
Kerjakan dibuku tugas:
1. Sebanyak 6 gram urea ( Mr 60 )
dilarutkan dalam 90 gram air.
Tentukanlah :
a. Kemolalannya
b. Fraksi Molnya
c. Kadar larutan urea
2. Larutan glukosa ( Mr 180 ) dengan kadar 18%
dengan massa jenis 1,04
Hitunglah :
a. Kemolalannya
c. Molaritas glukosa
3. Hitunglah
tekanan uap larutan dari larutan urea yang berkadar 10% pada suhu toC.
Jika tekanan uap air pada suhu toC = 100 mmHg. ( Mr urea = 60
)
4. Manakah yang mempunyai
titik didih lebih tinggi, air murni atau air laut?
5.
Mengapa larutan mendidih pada suhu yang lebih tinggi dan membeku pada suhu yang
lebih rendah daripada pelarutnya?
6.
Satu gram MgCl2 dilarutkan dalam 500 gram air. Tentukan:
a. titik didih
b. titik beku
c. tekanan osmotic larutan itu pada 25oC
jika derajat ionisasi = 0,9
(Kb air= 0,52 oC.m-1 ;
Kf air= 1,86 oC.m-1
TUGAS INI UNTUK KELAS XII IPA
TUGAS INI UNTUK KELAS XII IPA
sip..
BalasHapussip..
BalasHapus