Kelas X Kelas XI Kelas XII
Kelas X Kelas XI Kelas XII
.Selamat berkunjung

Selasa, 28 Agustus 2012

Sifat Koligatif Larutan


1.     Konsentrasi larutan (kemolalan dan fraksi mol)
Kemolalan atau molalitas menyatakan  mol (n) zat terlarut dalam 1 Kg pelarut 
2.     Pengertian sifat koligatif larutan non-elektrolit (hukum Roulth) dan larutan elektrolit
Fraksi mol (X)  menyatakan perbandingan mol zat terlarut (nB) atau pelarut (nA)  terhadap mol larutan.
Jumlah fraksi mol pelarut dengan zat terlarut adalah 1
XA  +  XB  =  1 

         
3.     Tekanan uap jenuh
Sifat koligatif adalah sifat-sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarut, tetapi tidak pada jenisnya.
Larutan elektrolit mempunyai sifat koligatif yang lebih besar daripada  larutan nonelektrolit berkonsentrasi sama karena larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel terlarut yang lebih banyak.
Tekanan uap suatu zat adalah tekanan yang ditimbulkan oleh uap jenuh zat itu. Semakin tinggi suhu, semakin besar tekanan uap. Jika zat terlarut tidak menguap maka tekanan uap larutan menjadi lebih rendah dari tekanan uap pelarutnya.
Selisih antara tekanan uap pelarut murni (PO) dengan tekanan uap larutan (P) disebut penurunan tekanan uap larutan (∆P):   ∆P = PO – P
Menurut Roult, jika zat terlarut tidak menguap, maka penurunan tekanan uap larutan sebanding dengan fraksi mol terlarut, sedangkan tekanan uap larutan sebanding dengan fraksi mol pelarut
          P = X pel  x  PO                    ∆P = X ter  x  P
 
4.     Titik beku dan titik didih larutan elektrolit dan non-elektrolit
Larutan  mempunyai titik didih lebih tinggi dan titik beku lebih rendah daripada pelarutnya.
Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (∆Tf). Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikan titik didih (∆Tb).
Kenaikan titik didih dan penurunan titik beku sebanding dengan kemolalan larutan: 
∆Tb  = m x Kb                                   ∆T=  m  x  Kf
Kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan dapat dijelaskan dengan diagram fase. Diagram fase atau diagram P –T adalah diagram yang menyatakan hubungan antara suhu dan tekanan dengan fase zat. Diagram fase menyatakan batas-batas suhu dann tekanan dimana suatu bentuk fase dapat stabil.
5.    Diagram fase atau diagram P-T
Diagram fase atau diagram P –T adalah diagram yang menyatakan hubungan antara suhu dan tekanan dengan fase zat. Diagram fase menyatakan batas-batas suhu dann tekanan dimana suatu bentuk fase dapat stabil. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari diagram fase:
Ø Garis didih
Garis didih merupakan transisi fase cair-gas. Setiap titik pada garis didih menyatakan suhu dan tekanan dimana air akan mendidih. Dimana titik didih bergantung pada tekanan gas di permukaan.
Ø Garis beku
Garis beku merupakan transisi fase cair-padat. Setiap titik pada garis beku menyatakan suhu dan tekanan dimana air dapat membeku. Tekanan permukaan berpengaruh besar pada titik didih, tetapi sangat kecil pengaruhnya pada titik beku.
Ø Garis sublimasi
Garis sublimasi merupakan transisi fase padat-gas. Setiap titik pada garis sublimasi menyatakan suhu dan tekanan dimana zat padat atau uapnya dapat menyublim.
Ø Titik tripel
Perpotongan antara garis didih dengan garis beku dan garis sublimasi disebut titik tripel. Pada titik tripelnya, ketiga bentuk fase yaitu padat, cair, dan gas berada dalam kesetimbangan
6.    Pengertian osmosis
Osmosis adalah perembesan molekul pelarut dari pelarut murni ke dalam suatu larutan, atau dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat, melalui selaput semipermeabel.
7.    Tekanan osmotik larutan
Tekanan osmotik adalah besarnya tekanan yang harus diberiikan pada permukaan suatu larutan untuk mencegah terjadinya osmosis. Tekanan osmotik larutan sebanding dengan kemolarannya:   π = M R T
Larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut isotonik. Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih besar disebut hipertonik, sedangkan larutan yang tekanan osmotiknya lebih rendah disebut hipotonik.
8.    Sifat koligatif larutan elektrolit
Larutan elektrolit mempunyai sifat koligatif lebih besar daripada larutan nonelektrolit berkonsentrasi sama. Hal itu terjadi karena larutan elektrolit terurai menjadi ion-ion, sehingga menghasilkan jumlah partikel yang lebih banyak dibandingkan larutan nonelektrolit berkonsentrasi sama.
Perbandingan antara sifat koligatif larutan elektrolit dengan sifat koligatif larutan nonelektrolit berkonsentrasi sama disebut factor van’t Hoff (i). semakin encer larutan, semakin besar nilai factor van’t Hoff.
 Tugas:
Kerjakan dibuku tugas:
      1.      Sebanyak  6 gram urea ( Mr 60 ) dilarutkan dalam 90 gram air.
      Tentukanlah :
       a.       Kemolalannya
       b.      Fraksi Molnya
       c.       Kadar larutan urea
      2.      Larutan glukosa ( Mr 180 ) dengan kadar 18% dengan massa jenis 1,04
      Hitunglah :
       a.    Kemolalannya
       c.    Molaritas glukosa
 3.  Hitunglah tekanan uap larutan dari larutan urea yang berkadar 10% pada suhu toC. Jika tekanan  uap air pada suhu toC = 100 mmHg. ( Mr urea = 60 ) 
4.  Manakah yang mempunyai titik didih lebih tinggi, air murni atau air laut?  
5.      Mengapa larutan mendidih pada suhu yang lebih tinggi dan membeku pada suhu yang lebih rendah daripada pelarutnya?
6.      Satu gram MgCl2 dilarutkan dalam 500 gram air. Tentukan:
a.  titik didih
b. titik beku
c.  tekanan osmotic larutan itu pada 25oC jika derajat ionisasi = 0,9
    (Kb air= 0,52 oC.m-1 ; Kf air= 1,86 oC.m-1  

TUGAS INI UNTUK KELAS XII IPA





2 komentar: